Posted by : Unknown
Selasa, 05 Februari 2013
Tag :// Kajian Budaya
Bagaimanakah bentuk masjid Al-Aqsha menara Kudus ?
Masjid Menara Kudus ini
memiliki 5 buah pintu sebelah kanan, dan 5 buah pintu sebelah kiri.Jendelanya
semuanya ada 4 buah.Pintu besar terdiri dari 5 buah, dan tiang besar di dalam
masjid yang berasal dari kayu jati ada 8 buah. Namun masjid ini tidak sesuai
aslinya, lebih besar dari semula karena pada tahun 1918-an telah direnovasi. Di
dalamnya terdapat kolam masjid, kolam yang merupakan "padasan" tersebut merupakan
peninggalan kuna dan dijadikan sebagai tempat wudhu.
Di dalam masjid terdapat 2
buah bendera, yang terletak di kanan dan kiri tempat khatib membaca khutbah. Di serambi depan masjid terdapat sebuah pintu gapura, yang biasa disebut oleh penduduk
sebagai "Lawang Kembar".
Di komplek Masjid juga
terdapat pancuran untuk wudhu yang berjumlah delapan buah.Di atas pancuran itu
diletakkan arca.Jumlah delapan pancuran, konon mengadaptasi keyakinan Buddha,
yakni ‘Delapan Jalan Kebenaran’ atau Asta Sanghika Marga.
Menurut sejarah, Masjid Menara Kudus didirikan oleh Sunan Kudus atau Ja'far
Shodiq ialah putera dari R.Usman Haji yang bergelar dengan Sunan Ngudung di
Jipang Panolan (ada yang mengatakan tempat tersebut terletak di sebelah utara
Blora). Sunan Kudus kawin dengan Dewi Rukhil, puteri dari R.Makdum Ibrahim,
Kanjeng Sunan Bonan di Tuban. R.Makdum Ibrahim adalah putera R.Rachmad (Sunan
Ampel) putera Maulana Ibrahim. Dengan demikian Sunan Kudus adalah menantunya
Kanjeng Sunan Bonang. Sunan Kudus selain dikenal seorang ahli agama juga
dikenal sebagai ahli ilmu tauhid, ilmu hadist dan ilmu fiqh. Karena itu,
diantara kesembilan wali, hanya beliau yang terkenal sebagai "Waliyil
Ilmi".
Bagaimana kalau bentuk
menaranya ?
Menara Kudus memiliki
ketinggian sekitar 18 meter dengan bagian dasar berukuran 10 x 10 m. Di
sekeliling bangunan dihias dengan piring-piring bergambar yang kesemuanya
berjumlah 32 buah.Dua puluh buah di antaranya berwarna biru serta berlukiskan masjid, manusia dengan unta dan pohon kurma.Sementara itu, 12 buah lainnya
berwarna merah putih berlukiskan kembang. Di dalam menara terdapat tangga yang
terbuat dari kayu jati yang mungkin dibuat pada tahun 1895 M. Bangunan dan hiasannya jelas
menunjukkan adanya hubungan dengan kesenian Hindu Jawa karena bangunan Menara Kudus itu terdiri dari 3 bagian:
(1) kaki, (2) badan, dan (3) puncak bangunan. Menara ini dihiasi pula antefiks (hiasan yang menyerupai bukit
kecil).
Kaki dan badan menara
dibangun dan diukir dengan tradisi Jawa-Hindu, termasuk motifnya.Ciri lainnya
bisa dilihat pada penggunaan material batu bata yang dipasang tanpa perekat
semen.Teknik konstruksi tradisional Jawa juga dapat dilihat pada bagian kepala
menara yang berbentuk suatu bangunan berkonstruksi kayu jati dengan empat
batang saka guru yang menopang dua tumpuk atap tajug.
Pada bagian puncak atap
tajug terdapat semacam mustaka (kepala) seperti pada puncak atap tumpang bangunan utama masjid-masjid
tradisional di Jawa yang jelas merujuk pada unsur arsitektur Jawa-Hindu.
Kenapa Masjid dan menaranya
dibuat menyerupai bangunan hindu – budha ?
Cara Sunan
Kudus menyebarkan agama Islam adalah dengan jalan kebijaksanaan, sehingga
mendapat simpati dari penduduk yang saat itu masih memeluk agama Hindu. Salah
satu contohnya adalah, Sapi merupakan hewan yang sangat dihormati oleh agama
Hindu, suatu ketika kanjeng Sunan mengikat sapi di pekarangan masjid, setelah
mereka datang Kanjeng Sunan bertabligh, sehingga diantara mereka banyak yang
memeluk Islam. Dan sampai sekarang pun di wilayah Kudus, khususnya Kudus Kulon
dilarang menyembelih sapi sebagai penghormatan terhadap agama Hindu sampai
dengan saat ini.
Dan dengan jalur bijaksana pula Sunan kudus mengajak orang –
orang hindu masuk islam melalui bentuk bangunan ini, konon masyarakat Kota
Kudus banyak yang menganut agama Hindu. Setelah agama Islam masuk dan
disebarkan oleh Sunan Kudus, sebagai bentuk toleransi terhadap umat Hindu, Ia
membuat masjid dan menara berbentuk Candi
dan Pura.. Baik mulai pintu gerbangnya sampai
hampir seluruh bagian bangunan dibuat menyerupai hindu –budha . dan masyarakat
hindu di sekitar menara kala itu, sangat antusias dan senang dengan bangunan
yang hingga kini masih berdiri tersebut.